Posts

Showing posts from 2020

11:11

isinya sedang disunting

berbahagia untuknya

Apa yang lebih menyenangkan selain melihat dia tertawa riang? Matanya yang menyipit dengan senyum yang tersungging di bibirnya Menyenangkan sekali jika bisa lebih lama lagi menikmati pemandangan seperti itu ya walaupun objek dari senyumnya bukan saya, haha tidak apa, saya tetap bahagia. Saya berbahagia untuknya, selama nadinya masih berdenyut Tidak ada waktu yang dapat membuat saya sedih berlarut-larut Selama jantungnya masih berdetak Tidak ada hal yang dapat membuat saya retak Saya hanya hidup untuk menikmati setiap detik mengamati hal-hal indah yang ada di hadapan saya Semuanya menyenangkan asal ada dia di dalamnya

sebuah potret

Beberapa waktu lalu sebuah potret berhalu lalang di beranda saya, membuang saya memikirkan semuanya. Saya tidak memikirkan tentang si pemilik potret, saya hanya memikirkan tentang seseorang yang dulu pernah menaruh tatap pada sosok dibalik potret tersebut.   Saya menulis, bukan karena ingin tapi karena butuh. Setelah hari itu, satu-satunya obat untuk mengobati ya Cuma dengan menulis. Saya menulis untuk melepaskan semuanya meski esok saat mentari menyapa ya rasa itu tetap akan sama, tapi setidaknya saya dapat tidur tenang malam ini karena sesak tidak akan lama-lama bertamu karena sudah saya curahkan semua disini.   Saya tahu mungkin dia jauh lebih melekatkan tatap pada sosok yang saya lihat beberapa waktu lalu, tapi kalau boleh egois saya ingin berteriak didepan mukanya menunjukkan siapa yang seharusnya lebih ia harap. Bukan, bukan saya. Saya cukup sadar diri bahwa saya tidak sepantas itu. Saya tidak sehebat itu untuk dia lekatkan pada tatapnya.   Bahkan setela...

paragraf terakhir

bahkan pada paragraf terakhir aku tetap aku sedang tuan sudah menjelma semu bahkan pada paragraf terakhir aku masih aku sedang tuan menjelma abu dan hilang dimakan waktu aku hanya ingin jujur terlepas dari segala hal yang tidak seharusnya ada memang setiap tamu yang datang akan menjelma pulang dan setiap yang hanya singgah tak akan sungguh lalu bagaimana cara menutup pintu saat aku masih duduk menyila di tengah jalan dahulu, tuan hadir menyerupai setiap rupa dari puisi dan sajak yang tersimpan rapi mau pun berceceran dalam lemari ingatan dan kini, tuan pergi dibarengi sajak hilang makna yang berputar tanpa henti dalam kepala jika aku tahu setiap puisi yang kutulis akan menjadi nyata maka aku tidak akan pernah menulis itu semua harusnya, harusnya seandainya waktu itu aku tidak mengisahkan perihal keberangkatan terakhir yang didampingi sajak cacat dari imaji ku, apa tuan masih akan tetap disini? beberapa waktu lalu aku bertanya akankah negosiasi dengan semesta berjalan lancar? sekarang a...

aku ingin egois malam ini

Selamat malam Malam ini aku kembali Setelah beberapa purnama menghilang entah kemana Bukan mauku, tuan tahu itu Malam ini, entah kenapa aku hanya ingin menggerakkan jemari untuk sekadar menggoreskan sedikit tinta yang menjelma cerita perihal tuan yang entah sudah berapa lama tidak ku jamah   Izinkan aku untuk egois malam ini saja Melupakan semua hal yang melarangku untuk melakukan ini Melupakan segala hal yang tidak pernah mengizinkan aku untuk menorehkan pena mengatasnamakan tuhan sebagai pusat dari segala cerita Melupakan segala perihal anggapan tuan bilamana tahu aku belum juga berhenti menjadikanmu tokoh utama Melupakan segala tuntutan, batasan, dan ketidak layakan ku untuk menuliskan ini semua   Satu dari semua orang datang aku hanya mau kamu, dan masih saja begitu Bahkan sampai saat ini aku masih seperti itu Tidak ada yang terdegradasi Aku masih sama seperti terakhir kali ketika kita membahas perihal suatu hal yang membingungkan bagimu tapi ...

Tentang 'Dia'mu

Akan selalu ada orang yang lebih dan lebih dan lebih dan lebih dari dia Akan selalu ada orang yang lebih sempurna Akan selalu ada orang yang lebih terlihat baik Akan selalu ada orang yang lebih rupawan. Tapi pernah tidak berpikir, apakah orang yang lebih itu bisa menerima kamu seperti yang dilakukan 'dia'nya kamu? Pernah tidak berpikir, jika hari ini kamu meninggalkan dia demi mengejar yang lebih sempurna, apakah sudah ada jaminan yang lebih sempurna bisa menerima kamu apa adanya? Pernah tidak berpikir, jika hari ini kamu mencari yang terlihat lebih baik, dan ketika kamu menemukan apakah sudah ada jaminan yang baik hati akan senantiasa memaklumi dan mencintai seperti yang kau tinggalkan itu lakukan? Pernah tidak berpikir, jika hari ini kamu terpesona dengan yang rupawan, dan memilih mengejar, kemudian apa ada jaminan yang rupawan akan menerima setiap sisi dari dirimu yang sudah kau tunjukkan dan diterima baik oleh yang kau tinggalkan sebelumnya? Kenapa manusia selalu ...

Negeri Kata-Kata

Negeri kata-kata Suatu bangsa yang tidak pernah hilang makna Meski kadang hampir punah ditelan fana Namun negeri kata-kata tidak pernah benar-benar tiada Negeri kata-kata Tempat pelarian bagi manusia-manusia yang diketuk lara Tempat singgah bagi manusia-manusia yang dihujam duka Dan tidak pernah didatangi oleh manusia-manusia yang tenggelam dalam suka cita Negeri kata-kata Tidak akan ditemukan dimana-mana Namun ada dimana saja Buka hati, pejamkan mata Mari ke negeri kata-kata dan berkelana di sana Oh maaf, aku lupa, kau tidak memenuhi kriteria Kau tidak larut dalam lara maupun duka karena kau sudah terlanjur hidup bersama cinta yang datang kapan saja tanpa perlu kau minta Bearti aku saja yang pergi ke negeri kata-kata?

Kau telah mati namun aku masih menanti

Aku menjelma pagi yang hilang dalam tiap bait puisi Meracau meminta gulali yang tidak sempat kau beri Berjalan memandang batu nisan berpikir kapan mati Berhenti saat menemukan namamu disini Dalam tanah kau hidup tak tahu arah Bersama nanah yang semakin hari semakin parah Ingin ku bongkar dan menggotongmu meski berdarah-darah Abaikan semua nasehat dan kata pepatah Tidak bisakah kau bangun dari tidur panjangmu itu? Tersenyum mendengar riuh rendah bisikanku Hening khidmat meresapi tiap doa kala petang datang tanpa aba-aba Meluruh merepih bersama jasad yang tidak pernah aku pikir untuk merela Bisakah kau dengar tiap langkah yang mendekat ke pusaramu? Atau detak jantung dan nyanyian nadi yang sayup-sayup memanggil namamu? Bahkan sekumpulan mawar tak berdaun menunggu waktu untuk layu Kembang yang tidak diminati kumbang setia menemani batu nisanmu Kadang aku lupa untuk kembali Saking sendunya menanti Bahkan saat kau telah mati

Cangkir dan Tuan yang tidak hadir

Terakhir kali Tuan datang, berdiri menghalangi purnama Aku diam, kehilangan kata Tuan bawa seluruh dunia dan alam semesta dalam rangkaian kalimat Tuan mulai dari ujung cakrawala sampai ke pusat nebula Tuan tuangkan kisah yang selalu ingin kudengar Namun aku, terlalu gugu Hari itu, aku menyiapkan secangkir kisah yang kuingin tuan menyesapnya Jangan hanya tuan yang menyadarkanku tentang gemerlap langit bahkan tanpa matahari Jangan hanya tuan yang menyadarkanku tentang silaunya cahaya di ufuk timur Jangan hanya tuan yang menyadarkanku tentang luas angkasa yang tidak pernah terjamah Jangan hanya tuan yang tuangkan cerita ke cangkirku yang selalu kosong ketika menyambutnya Maka hari ini akan ku jamu tuan dengan secangkir imajinasi Ku harap, tuan menikmati Entah sudah berapa purnama berlalu Cangkirku tidak pernah kosong, tetap terisi dengan kasih yang tidak layak di kisah Tidak ada yang menenguknya Karena hari itu tidak pernah datang Tuan tidak pernah hadir, seperti sed...

Waktu dan Jarak

Waktu dan jarak itu tidak pernah ada Mereka hanya sekat yang manusia bangun dalam sudut terdalam pikiran Dan orang-orang tidak pernah tahu, bahwa hati punya kunci dari ruang yang menyimpan jarak dan waktu Manusia berlomba-lomba dengan waktu Namun manusia kalah pada jarak Padahal, waktu dan jarak cuma sehelai benang tipis yang menunggu tiap sesuatu dipertemukan Namun sebelum itu terjadi, manusia sudah terlebih dulu mengangkat bendera putih

Kadang Aku Merpati

Mungkin sekali kali aku lebih mirip merpati Kau tahu merpati tanpa sayap bukanlah merpati Merpati yang hilang arah datang ke alun alun vatikan Menghamba untuk diberi makan Dan aku masih di taman kota dekat air mancur Menghamba untuk sekilas melihat tuan

Aku Angsa Hitam

Aku angsa hitam Yang tempo hari mencintai singa Aku hanya angsa hitam Tidak sebersih angsa putih di danau kota luzern Dan tidak secantik flamingo di pulau renaissance Malam dan air adalah rumahku Semua angsa apabila berkaca di danau juga akan hitam Flamingo cantik apabila melihat ke permukaan laut pun akan hitam Semuanyaa juga ditelan gelap malam Karena dalam kelam malam semua menghitam.

Mencintai Seekor Singa

Aku mencintaimu? Aku hanya mencintai seekor singa Seekor singa yang merasa bahwa dunia adalah miliknya Seekor singa yang tidak pernah risau perihal hidupnya Seekor singa yang tidak pernah memikirkan kemana esok ia akan berkelana Seekor singa yang tidak punya kecemasan akan arah pulang Seekor singa yang menjelajah rimba sampai lupa usia Aku malas mengakui Bahwa seekor singa tidak akan pernah melirik seonggok angsa hitam yang tidak putih bersih seperti sekelompok angsa di danau kota luzern

Cerita Tuan

Seperti malam malam sebelumya Tuan datang memecah hening Tuan hadir menjelma kelam Bersama cerita yang tidak pernah usai Inginku menutup telinga dan mengabaikan dunia Karena setiap kata yang keluar dari mulut tuan adalah bilah pisau yang bisa menghunus kapan saja Namun tuan tersayang untuk diabaikan Dan ku timang kilatan ujung pedang itu dengan segala rasa yang tidak pernah memuai Menikmati deras cerita yang menjelma tulisan maupun rekaman suara tuan adalah keahlianmu Tuan datang membawa mereka Tapi aku menerima saja Karena hanya dengan ini, tuan terus menjalin hubung denganku Karena aku terlalu pengecut Bahkan untuk menanyakan kabar perihal tuan Aku terlalu penakut untuk keluar dari persembunyian bersama rasa yang lamat-lamat kusimpan untuk tuan

Ibarat tuan

Kereta sore itu terlalu cepat berangkat Menyeruak kerumunan laron yang siap menemani malam Kepulan asap menembus pepohonan di samping rel Roda berdesing kala kerikil kecil terasa asing Terlalu dini untuk meninggalkan stasiun Banyak yg tergopoh gopoh memasuki gerbong  Lalu apa kabar yang baru saja mengikat tali sepatu dan menutup pintu Sampai disitu banyak yang tertegun Berdiri gusar menanyakan kabar keberangkatan selanjutnya Namun sayang, itu kereta terakhir yang terlanjur kikir meninggalkan tanpa pikir Kereta ibarat tuan yang tergesa mencari tujuan. 

Tuan

Tuan diam Tuan hening dalam sunyi Aku pun demikian Tidak ada yang perlu dijelaskan  Karena memang semuanya cukup di amang amang Terserah tuan akan kemana dan bersama siapa Satu yg harus tuan tahu Meskipun ombak debur pantai sampai kuyup Aku tetap disini menantimu meski sayup sayup Meski angin hempas daun sampai gugur Aku tetap teguh untukmu meski sudah ditegur  Tuan terlalu indah untuk dicinta Terlalu bersahaja untuk dilupa

Berhenti

Go on I'm done Sila tuan bertapak dimana kaki berpijak Sila tuan mengembara kemana jiwa berkelana Sila tuan pergi kemana maksud hati Sila tuan mencari cari pembenaran diri Denai indak lagi mengingkar rasa Denai berhenti untuk berpacu dalam lingkaran yang tuan tinggalkan Denai indak menapak lagi Denai berhenti, biar tuan yang pergi.