paragraf terakhir

bahkan pada paragraf terakhir aku tetap aku

sedang tuan sudah menjelma semu


bahkan pada paragraf terakhir aku masih aku

sedang tuan menjelma abu dan hilang dimakan waktu


aku hanya ingin jujur

terlepas dari segala hal yang tidak seharusnya ada


memang setiap tamu yang datang akan menjelma pulang

dan setiap yang hanya singgah tak akan sungguh

lalu bagaimana cara menutup pintu saat aku masih duduk menyila di tengah jalan




dahulu, tuan hadir menyerupai setiap rupa dari puisi dan sajak yang tersimpan rapi mau pun berceceran dalam lemari ingatan


dan kini, tuan pergi dibarengi sajak hilang makna yang berputar tanpa henti dalam kepala





jika aku tahu setiap puisi yang kutulis akan menjadi nyata


maka aku tidak akan pernah menulis itu semua


harusnya, harusnya


seandainya waktu itu aku tidak mengisahkan perihal keberangkatan terakhir yang didampingi sajak cacat dari imaji ku, apa tuan masih akan tetap disini?





beberapa waktu lalu aku bertanya akankah negosiasi dengan semesta berjalan lancar?


sekarang aku tahu jawabannya


bahwa sebenarnya aku gagal


aku gagal merayu semesta agar seluruh larik sendu itu tidak menemanimu untuk terakhir kali

dan benar saja





pada saatnya setiap puisiku tak akan mampu mengikatmu


tidak pernah mampu sebenarnya


dahulu aku menyambutmu dengan segala puisi dan sajak yang tidak pernah kau tahu

sekarang pun begitu


aku dipaksa melepas dengan setiap untai kalimat yang terpaksa jatuh dan dibawa kabur oleh semesta beserta kamu bersamanya





kau mau tau satu kisah?


dahulu semesta pernah peringatkanku tentangmu


dahulu langit pernah menyuruhku tidak denganmu


dahulu seluruh hamburan bintang pernah menghujatku karena tidak mau tau


tapi aku tetap begitu, tetap aku yang sedari dulu mengharapkanmu


dan aku tidak pernah menyesal tentang itu





suatu hari aku akan bangun dengan hati yang hanya mengharap senangmu saja


walau tidak denganku


kau sudah pergi, ke semesta baru yang tanpa aku





semesta jahat ya


dulu peringatkanku tapi sekarang tak izinkanku untuk melupa


barusan aku meminta pada semesta untuk hadiahkan saja sedikit lupa dalam ingatku


tapi semesta menolak, dengan dalih yang tidak masuk akal





aku harus marah pada siapa


padamu yang sekarang sudah tiada


atau pada semesta yang tidak sedikitpun iba?


Comments

Popular posts from this blog

berbahagia untuknya

Cangkir dan Tuan yang tidak hadir