Renjana yang tak sama

Renjana kita berbeda
Kau dengan segala puak yang melilit tengkuk
Dan aku dengan lembar-lembar yang memancing sengguk

Semesta tahu kita berada dijalan yang berbeda
Namun semesta sedang bercanda
Mempertemukan kita disuatu faksi yang bahkan tidak bisa kita hindari
Namun setelah semua ini
Semesta sudah mengatur tak tik
Agar kita tak bisa berkutik
Sedang semesta sendiri ingkar dan menghindar

Maaf semesta
Aku tidak bodoh untuk dikecoh
Maaf semesta
Aku sadar ini hanya bayang pendar sebelum semua memudar
Izin pamit semesta
Biar aku yang bertolak diri
Biar dia menikmati jalannya sendiri
Jalan kami berbeda
Renjana kami tak sama
Dan pelabuhan terakhir takkan pernah menjadi tempat kami bersatu

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

berbahagia untuknya

paragraf terakhir

Cangkir dan Tuan yang tidak hadir