Posts

Showing posts from April, 2020

Kadang Aku Merpati

Mungkin sekali kali aku lebih mirip merpati Kau tahu merpati tanpa sayap bukanlah merpati Merpati yang hilang arah datang ke alun alun vatikan Menghamba untuk diberi makan Dan aku masih di taman kota dekat air mancur Menghamba untuk sekilas melihat tuan

Aku Angsa Hitam

Aku angsa hitam Yang tempo hari mencintai singa Aku hanya angsa hitam Tidak sebersih angsa putih di danau kota luzern Dan tidak secantik flamingo di pulau renaissance Malam dan air adalah rumahku Semua angsa apabila berkaca di danau juga akan hitam Flamingo cantik apabila melihat ke permukaan laut pun akan hitam Semuanyaa juga ditelan gelap malam Karena dalam kelam malam semua menghitam.

Mencintai Seekor Singa

Aku mencintaimu? Aku hanya mencintai seekor singa Seekor singa yang merasa bahwa dunia adalah miliknya Seekor singa yang tidak pernah risau perihal hidupnya Seekor singa yang tidak pernah memikirkan kemana esok ia akan berkelana Seekor singa yang tidak punya kecemasan akan arah pulang Seekor singa yang menjelajah rimba sampai lupa usia Aku malas mengakui Bahwa seekor singa tidak akan pernah melirik seonggok angsa hitam yang tidak putih bersih seperti sekelompok angsa di danau kota luzern

Cerita Tuan

Seperti malam malam sebelumya Tuan datang memecah hening Tuan hadir menjelma kelam Bersama cerita yang tidak pernah usai Inginku menutup telinga dan mengabaikan dunia Karena setiap kata yang keluar dari mulut tuan adalah bilah pisau yang bisa menghunus kapan saja Namun tuan tersayang untuk diabaikan Dan ku timang kilatan ujung pedang itu dengan segala rasa yang tidak pernah memuai Menikmati deras cerita yang menjelma tulisan maupun rekaman suara tuan adalah keahlianmu Tuan datang membawa mereka Tapi aku menerima saja Karena hanya dengan ini, tuan terus menjalin hubung denganku Karena aku terlalu pengecut Bahkan untuk menanyakan kabar perihal tuan Aku terlalu penakut untuk keluar dari persembunyian bersama rasa yang lamat-lamat kusimpan untuk tuan

Ibarat tuan

Kereta sore itu terlalu cepat berangkat Menyeruak kerumunan laron yang siap menemani malam Kepulan asap menembus pepohonan di samping rel Roda berdesing kala kerikil kecil terasa asing Terlalu dini untuk meninggalkan stasiun Banyak yg tergopoh gopoh memasuki gerbong  Lalu apa kabar yang baru saja mengikat tali sepatu dan menutup pintu Sampai disitu banyak yang tertegun Berdiri gusar menanyakan kabar keberangkatan selanjutnya Namun sayang, itu kereta terakhir yang terlanjur kikir meninggalkan tanpa pikir Kereta ibarat tuan yang tergesa mencari tujuan. 

Tuan

Tuan diam Tuan hening dalam sunyi Aku pun demikian Tidak ada yang perlu dijelaskan  Karena memang semuanya cukup di amang amang Terserah tuan akan kemana dan bersama siapa Satu yg harus tuan tahu Meskipun ombak debur pantai sampai kuyup Aku tetap disini menantimu meski sayup sayup Meski angin hempas daun sampai gugur Aku tetap teguh untukmu meski sudah ditegur  Tuan terlalu indah untuk dicinta Terlalu bersahaja untuk dilupa