Seperti malam malam sebelumya Tuan datang memecah hening Tuan hadir menjelma kelam Bersama cerita yang tidak pernah usai Inginku menutup telinga dan mengabaikan dunia Karena setiap kata yang keluar dari mulut tuan adalah bilah pisau yang bisa menghunus kapan saja Namun tuan tersayang untuk diabaikan Dan ku timang kilatan ujung pedang itu dengan segala rasa yang tidak pernah memuai Menikmati deras cerita yang menjelma tulisan maupun rekaman suara tuan adalah keahlianmu Tuan datang membawa mereka Tapi aku menerima saja Karena hanya dengan ini, tuan terus menjalin hubung denganku Karena aku terlalu pengecut Bahkan untuk menanyakan kabar perihal tuan Aku terlalu penakut untuk keluar dari persembunyian bersama rasa yang lamat-lamat kusimpan untuk tuan